You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa adat Guliang Kangin
Desa Adat Guliang Kangin

Kec. Bangli, Kab. Bangli, Provinsi Bali

Pujawali Ageng/Nyatur Pura Penataran Agung Dalem Dimade, Desa Adat Guliang Kangin, ring Anggara Kliwon Prangbakat, 31 Oktober 2023. Rangkaian Pujawali Nyatur, Pura Penataran Agung Dalem Dimade, Guliang Kangin : Ida Bhatara Masucian, 30 Oktober 2023, Ida Bhatara Masineb, Jumat 3 Nopember 2023 Selamat Datang, selamat berkunjung di Website Desa Adat Guliang Kangin. Media Informasi dan Komunikasi Aktifitas Desa Adat Guliang Kangin

Ngeroras Masal di Desa Adat Guliang Kangin

Administrator 11 Agustus 2022 Dibaca 665 Kali
Ngeroras Masal di Desa Adat Guliang Kangin

Setelah melaksanakan Pengabenan Masal/Kinembulan, kini dilanjutkan dengan Upacara Ngeroras atau Mamukur. Sesuai tradisi yang ada kegiatan ini dilaksanakan sekali dalam lima tahun. Untuk tahun ini dilaksanakan pada Rabu (10/08/2022), di Balai Desa Adat Guliang Kangin.

Upacara ini bertujuan mengingatkan lagi kesucian roh orang yang telah diaben. Upacara ini merupakan kewajiban bagi keturunan/pertisentana dalam mempercepat proses evolusi leluhur untuk bisa menyatu dengan Brahman.

Di dalam mamukur, ada beberapa rangkaian yang harus dilaksanakan antara lain yaitu:

Purwa daksina . Saat dilaksanakannya purwa daksina, umat Hindu selain melakukan berbagai persembahyangan juga melakukan jalan beriringan sebanyak 3 kali mengelilingi upakara banten mamukur. Pakaian yang digunakan harus putih kuning dan menjunjung puspalingga ( simbul roh yang telah diaben).

Setelah selesai melaksanakan purwa daksina, keesokan paginya dilanjutkan dengan prosesi Ngeseng Puṣpalingga, yakni membakar puṣpaśarīra (wujud roh) di atas dulang dari tanah liat atau dulang perak dengan api pembakaran yang diberikan oleh pandita pemimpin upacāra. Upacara ini sangat baik dilakukan pada dini hari, saat dunia dan segala isinya dalam suasana hening guna mengkondisikan pelepasan roh dari keduniawian.

Selesai upacāra Ngeseng puspalingga  maka arang/abu dari puṣpaśarīra dimasukkan ke dalam degan (kelungah) kelapa gading, dibungkus kain putih dan dihias dengan bunga harum. Dan dilakukan upacara Nganyut Sekah ke Segara. Upacāra ini merupakan tahap terakhir dari upacāra Mamukur, Puspalingga yang telah dihias kembali dijunjung di kepala dan di bawa ke pantai dengan berjalan beriring-iringan oleh sanak saudara. . Di pantai puspalingga yang  telah diupacarai oleh pandita di anyud / dibuang ke laut.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image