Sasih Kedasa atau Waisaka adalah sasih ke 10 (sepuluh) dalam perhitungan tahun saka yang diawali dengan pelaksanaan hari raya nyepi sebagai renungan suci dalam hal pengendalian diri dan hawa nafsu sedangkan setiap purnama atau purnamaning sasih kedasa ini dilaksanakan upacara Batara Turun Kabeh di Pura Besakih, yang melukiskan semua dewa bersatu untuk memberikan anugerah.
Selain banyaknya piodalan yang dilaksanakan khususnya piodalan purnama kedasa di pura – pura, alangkah istimewanya pada sasih kedasa ini bagi Bali, yang konon pada jaman bahari nusa Bali ketika itu hanya ada gunung di Bali saat sasih kedasa (April) bulan mati (tilem), rah 1, tanggek 1, tahun Caka 11 tatkala nusa Bali dan Lombok masih berkeadaan goncang bagai perahu di atas lautan selalu goyang dan oleng maka berkenanlah Bhatara Pasupati menyelamatkan Pulau Bali ini.
Sasih Kedasa atau juga disebut sebagai sasih waisaka, adapun upakara bebantenan yang digunakan tepatnya saat penanggal ping 15 purnama Kadasa ini untuk baik untuk di Sanggah kemulan, Sad Kahyangan, Tri Kahyangan, Dang kahyangan untuk tingkat yang lebih luas.
Adapun upakaranya dalam tingkat sederhana :
Yang dihaturkan ( palaba ) di bawah :
Segehan Agung 1,
segehan sasah 6 tanding, dan ikannnya bawang jahe, dan Sang purohita yang patut menjalankan, dengan puja sebagaimana mestinya.
Sedangkan yang patut dilaksanakan oleh Umat pada umumnya yaitu : Upakara /upacara prayascita luwih, panyeneng dan teenan (dari berbagai sumber).