You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa adat Guliang Kangin
Desa Adat Guliang Kangin

Kec. Bangli, Kab. Bangli, Provinsi Bali

Pujawali Ageng/Nyatur Pura Penataran Agung Dalem Dimade, Desa Adat Guliang Kangin, ring Anggara Kliwon Prangbakat, 31 Oktober 2023. Rangkaian Pujawali Nyatur, Pura Penataran Agung Dalem Dimade, Guliang Kangin : Ida Bhatara Masucian, 30 Oktober 2023, Ida Bhatara Masineb, Jumat 3 Nopember 2023 Selamat Datang, selamat berkunjung di Website Desa Adat Guliang Kangin. Media Informasi dan Komunikasi Aktifitas Desa Adat Guliang Kangin

Fragmen Tari Pancoran Solas, Meriahkan HUT Bangli ke-813

Administrator 10 Mei 2017 Dibaca 1.383 Kali
Fragmen Tari Pancoran Solas, Meriahkan HUT Bangli ke-813

Pasraman Yowana Dharma Kerthi Desa Pakraman Guliang Kangin ikut berpartisipasi dalam Parade Budaya serangkaian HUT Bangli ke-813, yang dilepas oleh Bupati Bangli, I Made Gianyar, SH.MHum, di Lapangan Kapten Mudita Bangli pada Kamis (11/05/2017).

Parade budaya yang dimulai pukul 15.00 Wita dilepas dari Lapangan Kapten Mudita, melewati Kantor Bupati Bangli, ke arah utara, kemudian menuju Jalan Kusumayudha, peserta parade melakukan Dsplay di depan patung Catus Pata.

Pasraman Yowana Dharma Kerthi berada di rombongan Tim Pesta Kesenian Bali. Menampilkan fragmen tari berjudul Pancoran Solas, yang menceritakan dibangunnya sebuah mata air tempat permandian raja sebagai Pesiraman dengan sebelas buah pancoran.

Pancoran Solas dibangun pada saat Raja Bali ke-8 yang bergelar Dalem Dimade mengungsi ke desa Tambangwilah (Guliang Kangin sekarang) akibat Pemberontaan Krian Agung Maruti.  Berada dalam pengungsian membuat raja sangat murung, sedih, sehingga kesehatannya semakin menurun.  Setelah beliau mandi di sebuah mata air di sisi timur Sungai Melangit, beliau marasakan kesehatannya semakin baik, dan beliau merasakan senang, sehingga raja memerintahkan rakyat untuk membangun mata air tersebut menjadi sebelas buah pancoran dan dinamakan Pancoran Solas.  Pada saat bersamaan, raja juga mengeluarkan bhisama merubah nama Desa Tambangwilah menjadi Desa Guhliang, yang berarti penyebab senang, lama kelamaan disebut Guliang.

Parade Budaya ini diikuti oleh seluruh Kabupaten di Provinsi Bali yang  berlangsung hingga pkl. 19.00 Wita.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image